Komentar Pembaca Murjangkung
Saya tidak meminta komentar dari siapa pun, atau pujian dari penulis lain, untuk dilampirkan di halaman sampul buku kumpulan cerpen Murjangkung. Mereka tergerak untuk menyampaikan komentar mereka ke saya, setelah mereka menerima buku yang mereka pesan dan membacanya. Sebagian berkomentar melalui SMS, sebagian melalui email, dan saya kemudian meminta izin kepada mereka untuk memuat komentar mereka di halaman website. Mereka setuju. Saya hanya merapikan ejaan agar komentar-komentar tersebut enak dibaca.
"Kebencian Murjangkung pada tapir membuat perutku kaku. Saya kira judul ulasan yang paling pas untuk cerita ini adalah 'Bagaimana Murjangkung Mati Sakit Perut dan Membuat Pembacanya Sakit Perut Sejak Hari Pendaratan sampai Hari Kematiannya.'" - Ben Sohib, Jakarta. "Saya selalu mengagumi cara A.S. Laksana bermain-main dengan cerita-cerita yang ditulisnya. Komentar saya tentang Murjangkung ringkas saja: 'Penulisnya brengsek sekali!'” – Budi Jatmiko, Jakarta "Kalau ada banyak penulis cerita dengan kualitas seperti ini, saya yakin mutu sastra Indonesia makin meningkat. Maju terus, Bung." – Moch. Chasbullah, Magetan "Saya sangat menikmatinya, Pak Laks. Saya berharap anda lebih sering menerbitkan buku cerita agar saya bisa belajar banyak dari cerita-cerita anda. Saya ingin menjadi penulis yang mahir seperti anda." – Endah Nur Aini, Blitar "Liar, tak terduga, dan selalu tepat takaran." – M. Ridwan, Semarang "Saya ingin bisa menulis seperti ini. Saya terseret hanyut dan tidak menyadari ketika ternyata dibawa menikung-nikung semau penulisnya." – Ruslan M. Khaidir, Solo "Pak A.S. Laksana selalu mampu menertawakan tragedi-tragedi di sekeliling kita. Kapan, ya, saya bisa menulis seperti ini." – Yuni Rahmawati, Jakarta "Cara anda mengolah bahan membuat saya iri. Terima kasih, Pak Laks. Saya belajar banyak dari tulisan-tulisan panjenengan di blog Ruang Berbagi dan di Jawa Pos tiap hari Minggu. Sekarang, saya belajar dari cerita-cerita yang terkumpul di buku ini tentang bagaimana anda mengolah bahan." – Irwan Malik, Surabaya. "Akhirnya terbit juga buku fiksi anda setelah “Bidadari yang Mengembara”. Menurut majalah Tempo yang saya baca di sampul belakang buku Murjangkung ini, anda penulis yang penuh muslihat. Saya setuju pada pendapat itu. Dan saya senang menjadi korban muslihat anda, Mas Sulak (ini panggilan anda, kan?)" – Muhajir, Surabaya. “Saya angkat tangan, Mas. Sampean benar-benar gendeng!” - Joko Sarwono, Madiun. "Terima kasih untuk buku Murjangkung, Mas. Sampai sekarang saya masih terpesona pada cerpen Menggambar Ayah. Sekarang, setelah membaca Murjangkung, saya ingin menyampaikan pendapat pribadi saya. A.S. Laksana adalah salah satu penulis terbaik Indonesia. Ia tahu bagaimana menulis cerita secara cerdas. – Adrian Kusumawinata, Sidoarjo. "Cepat bikin buku lagi ya, Pak A.S. Saya pasti beli. Saya penggemar tulisan-tulisan anda." – Nuniek Ruliani, Balikpapan "Membaca cerpen-cerpen anda, saya seperti melihat tokoh-tokohnya hadir di depan mata saya. Mereka begitu hidup, kadang-kadang terasa seperti sedang mengejek saya." – Bambang Setiawan, Semarang "Saya jengkel sekali sama penulis “Murjangkung” ini. Saya sedang belajar menulis dan ingin menulis cerita-cerita yang seperti ini, tetapi Pak A.S. Laksana sudah mendahului saya. Hehe...." – Bagas Yuliarso, Pandaan "Terima kasih, Pak A.S. Saya menunggu buku-buku anda selanjutnya." – Supriyati, Lamongan. "Edannn...!!! Saya terombang-ambing antara takjub dan jengkel membaca Murjangkung. Saya pembaca blog anda, Master. Semua tulisan di Ruang Berbagi sudah saya baca. Saya merasa sudah memahami cara anda menulis, cara anda berpikir, cara anda mengolah gagasan. Tapi rupanya saya meleset. Terima kasih sudah menerbitkan Murjangkung." – Dodi Kurniawan, Sukabumi "Setiap kali membaca tulisan sampean, saya selalu bertekad untuk bisa menulis seperti sampean, Pak." – Harini, Pasuruan Baca Cerpen Favorit Pembaca |